Kamis, 26 Maret 2009



SUSTAINABLE DUTA WACANA
“Can It Sustain?”

Duta wacana, sebuah kampus modern yang berdiri di pinggir Jl. Dr. Wahidin ini sudah lama berdiri. Sampai saat ini, kampus Duta masih sustain. Tetapi, apakah beberapa masa ke depan masih bisa sustain? Mari kita lihat dari berbagai faktor spatial pattern yang ada.

Wilayah di sekitar Duta Wacana sebagian besar sudah menyesuaikan atau beradaptasi dengan berdirinya kampus ini. Misalnya, berhubung ada kampus, pasti banyak mahasiswa, dan mahasiswa semakin lama semakin bertambah, ditambah lagi masuk beberapa mahasiswa luar Jogja. Karena semakin lama semakin banyak mahasiswa yang berasal dari luar Jogja, maka kampung dekat Duta yang bernama “Klitren” menyediakan fasilitas yang sangat berguna untuk mahasiswa – mahasiswa ini, yaitu mendirikan atau menyediakan “kos – kosan”. Dan sudah pasti para penghuni kampus yang dinamai mahasiswa luar Jogja pasti membutuhkannya.

Sekarang sudah tersedia kos – kosan, tidak mungkin kan kalau mahasiswa anak kos ini tidak makan apa – apa. Jadi seiring berjalannya waktu beberapa rumah menyediakan warung makan, supaya kebutuhan makan mahasiswa terpenuhi. Di Klitren pun juga ada gedung untuk beribadah bagi para mahasiswa yang beragama Kristen, yaitu GKJ Sawokembar, Gondokusuman. Dan di sebelah kirinya tersedia TPK (Taman Pustaka Kristen) jadi kebutuhan rohani mahasiswa dapat terpenuhi. Selain itu juga terdapat gereja Katolik Kotabaru, letaknya tentu saja di daerah Kotabaru. Di daerah Jl. Urip Sumoharjo pun terdapat beberapa swalayan dan toko – toko alat tulis, sehingga kalau sewaktu – waktu mahasiswa anak kos ini membutuhkan beberapa barang untuk kebutuhan kuliah bisa mampir ke toko – toko alat tulis yang berada tidak begitu jauh dari kos.
Karena zaman juga semakin berkembang dan berkembang, teknologi pun semakin berkembang, muncullah komputer dan internet di bumi. Karena ada internet maka kebutuhan mahasiswa pun bertambah, ada keperluan – keperluan kuliah yang mau tidak mau harus menggunakan internet. Tugas – tugas kuliah pun lama – kalamaan berformat ketikan/print out, sehingga mau tidak mau mengerjakannya harus memakai komputer. Dan karena kebutuhan – kebutuhan yang bertambah inilah maka daerah sekitar kampus pun beradaptasi dan menyediakan ruang/tempat yang bernama “Warnet alias Warung Internet” yang sampai saat ini digunakan oleh beberapa mahasiswa anak kos.

Jika kita juga cermati baik – baik, semakin lama sepeda motor dan mobil semakin banyak, dan yang jelas pengguna sepeda motor dan mobil ini adalah mahasiswa asli Jogja dan mahasiswa anak kos yang kosnya jauh dari kampus dan beberapa penghuni kampus lainnya. Sedangkan mobil – mobil yang bermunculan adalah milik beberapa dosen yang makmur alias sukses dan keadaannya pun cukup “punya.” Sekali lagi wilayah sekitar kampus ini beradaptasi dan menyesuaikan dengan keadaan yang ada, mulailah bermunculan bengkel dan kios tambal ban. Dan yang pastinya lagi, besok – besok pun saat Duta Wacana semakin berkembang, keadaan sekitar pun juga pasti akan mengikuti perkembangan dan beradaptasi, sehingga kampus ini pun dapat bertahan dan lestari.

Sedangkan kalau kita lihat dari dalam kampus ini sendiri, dari dulu hingga sekarang pun “physical element” – nya juga mengalami perubahan – perubahan berarti yang membuat kampus ini sustain. Seperti misalnya, bangunan – bangunan anggota Duta Wacana, semakin lama bangunan – bangunan ini semakin berkembang. Kita bisa lihat pintu – pintu dan jendela – jendela yang ada. Dulu tidak mungkin pintu masuk depan Didaktos itu terbuat dari kaca, pasti itu sudah mengalami perubahan. Juga pintu dan jendela tiap ruangan kelas dan kantor, pasti juga ada perubahan yang berarti. Dan kalau kita cermati, beberapa bangunan lama sudah diperbaharui lagi. Gedung baru pun bermunculan, sebuah gedung bernama Agape pun lahir di dunia Duta Wacana. Dan material yang digunakan untuk membangun pun berbeda dengan gedung yang lama, lebih modern. Juga berdirinya ruang seminar di lantai 3 gedung H, juga saat ini sedang ada renovasi beberapa ruangan kelas dan studio arsitek di lantai 3 gedung ini.

Karena banyak mahasiswa yang beragama kristiani, maka kampus ini pun menyediakan suatu ruang yang digunakan untuk berbagai aktivitas kerohanian, seperti ibadah dan persekutuan doa. Menurut “perception” penghuni kampus, ruang ini dianggap sakral dan mereka menamai tempat ini “Kapel” yang berada tepat di bagian bawah koperasi kampus.

“Activities” yang ada di kampus ini sama seperti halnya kampus lain, yaitu sebagian besar aktivitasnya adalah kuliah dan mengajar. Mahasiswa yang ingin menambah ilmu dan punya IPK yang tinggi harus ikut kuliah dan terus belajar, sehingga dapat cepat lulus dan punya IPK tinggi, jadi tidak “ngebak – ngebaki” kampus, begitu kata Orang Jawa. Aktivitas lain seperti aktivitas perkantoran dan administrasi pun juga terjadi, beberapa orang yang bekerja di Biro 1, 2, dan 3 serta beberapa dosen melakukannya. Begitu pula aktivitas perdagangan yang ada, karena mau tidak mau yang namanya kampus masa’ tidak ada yang namanya ruang jual – beli, seperti koperasi, unit fotocopy dan toko buku. Karena mahasiswa juga butuh makan maka terdapat juga kantin dan koperasi yang aktivitasnya di sini adalah mahasiswa dan karyawan sebagai pembeli dan beberapa karyawan yang berperan sebagai penjual, lalu aktivitas jual – beli pu terjadi di kampus ini. Namanya Universitas Kristen Duta Wacana sudah pasti banyak mahasiswa Kristennya. Nah mahasiswa – mahasiswa Kristen ini membutuhkan suatu aktivitas rohani yang disebut ibadah, terutama mahasiswa anak kos. Ibadah ini bilaksanakan di kapel atau juga bisa di mana saja di lokasi kampus. Yang melakukannya sudah pasti mahasiswa Kristen yang berkuliah di UKDW, bahkan ada juga yang bukan UKDW beribadah di sini.

Seiring berjalannya “time” dan perkembangan zaman, kampus ini pun berubah dan masih sustain hingga sekarang. Kampus ini menyesuaikan diri/beradaptasi dengan zaman yang ada. Saat ini adalah zaman modern. Kampus ini pun menyediakan fasilitas – fasilitas modern pula, seperti laboratorium internet yang bebas digunakan oleh mahasiswa, dan karena semakin lama cuaca di sekitar Duta Wacana semakin panas dan gerah pada waktu siang, maka diberilah sebuah mesin pendingin yang berwujud kotak bernama “Air Conditioner” alias AC, yang sadar atau tidak, AC inilah yang akan menghancurkan dunia jika penanaman pohon di dunia terhenti dan hutan – hutan semakin habis.
Setelah saya lihat dari faktor spatial pattern yang berupa “physical element, perception, activities dan time,” saya bisa menyimpulkan kalau Duta Wacana akan tetap lestari dan sustain di masa yang akan datang. Karena banyak sekali faktor yang menyesuaikan keadaan dan berubah menjadi lebih bermanfaat sesuai keadaan zaman. Juga banyak faktor pendukung dari luar, seperti dari Klitren, Kotabaru, dll yang mendukung sekali kelestarian dari kampus ini. Saya pun menyelidiki dan mewawancarai beberapa mahasiswa yang menjadi penghuni kampus ini tentang pendapat mereka bagaimanakah Duta Wacana ke depan, sustain atau tidak, sebagai masukan yang berasal dari dalam kampus ini. Di antaranya ialah, Lia (mahasiswa Teknik Arsitektur) dan Mustika (mahasiswa Biologi Lingkungan), dan mereka berpendapat kalau Duta Wacana bisa sustain ditinjau dari persepsi mereka masing – masing. Saya juga menanyakan masalah ini pada salah satu warga Klitren Lor, dan beliau bilang kalau kampus ini bisa sustain selama lingkungan sekitarnya mendukung. Jadi menurut saya, UKDW akan tetap bertahan, tetap lestari, dan bisa sustain pada masa yang akan datang.

Untuk beberapa pengertian dan konsep sustainable bisa kunjungi situs ini :
http://www.appropedia.org/Sustainable

SEPTIAWAN BAGUS PANGLIPUR
21081269

Rabu, 11 Maret 2009

















JOGJA 2020???

berikut adalah perkiraan kami mengenai kondisi Jogja 2020.
pertama mari kita lihat Jogja tempo dulu, begitu klasik dan tentram, tapi coba lihat Jogja yg sekarang, terkesan ramai dan penuh sesak.

Jika seperti ini terus menerus, sedangkan global warming terus berlanjut, maka kami memperkirakan, tahun 2020 bisa saja Jogja akan tenggelam oleh air dari kutub yang meleleh akibat global warming dan ada kemungkinan juga, untuk menanggulangi hal itu, manusia - manusia membangun sebuah kota yang mengapung di air..

begitulah perkiraan tentang what next Jogja 2020..


SEPTIAWAN BAGUS PANGLIPUR
21081269





KRITIK KARYA ARSITEKTUR
Teori Arsitektur 2






Do You Know Castle in Kumamoto?



Ini adalah sebuah istana atau castle yang terletak di daerah Kumamoto, Jepang.Merupakan salah satu bangunan bersejarah yang ada di Jepang. Bangunan ini dibangun pada abad pertengahan, dibangun oleh Kiyomasa Kato Jendral Besar pada Era Sengoku. bangunan ini memiliki tembok benteng yang sangatkuat dan membuat orang - orang yang ada di dalam benteng tersebut aman dari serangan - serangan musuh dari luar benteng. Saking kuatnya, benteng ini susah untuk dirobohkan musuh. Seperti bangunan - bangunan bersejarah lainnya, castle ini juga direnovasi, castle ini direnovasi pada tahun 1960, dan sekarang sudah dibuka untuk kalangan umum, untuk sekedar kunjungan.

Kalau dilihat dari struktur bangunannya, menurut saya, castle ini tergolong bangunan yang kokoh dan kuat. Yah tidak heran, namanya juga benteng pertahanan. Dibuat tinggi dan kokoh, dengan pondasi menggunakan bebatuan yang besar - besar. Dan saya rasa, kalau saya ikut nimbrung dalam pembangunan benteng ini, maka saya akan merasa, "Mateng di tempat" karena saya merasa pasti super sulit banget, membangun benteng seperti ini. Saya merasa kagum dan "gumun" saat melihat bangunan ini.

Bagaimana bisa arsitek jaman dahulu bisa mendesign bangunan seperti ini, kokoh, strukturnya bagus, keren, cool, keren abis deh. Sekarang Castle Kumamoto ini adalah semacam tempat untuk wisata dan semacamnya. Mungkin kalau menara pada benteng ini sedikit dipertinggi dan tentunya strukturnya juga diperkuat, mungkin akan terlihat lebih keren. Bangunan - bangunan seperti inilah yang harus dipertahankan. Sekian, terima kasih.


SEPTIAWAN BAGUS PANGLIPUR
21081269

Jumat, 20 Februari 2009